welcome

Wednesday 13 June 2012

Misteri Tembok Yakjuj dan Makjuj


http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos/Bataku/Gunung_tembokbesar.jpg&h=235&w=355&zc=1

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
Mereka berkata; “Hai zulkarnain, sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj itu orang-orang yang membuat kerosakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”.” (Al-Kahfi ayat 94)
حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); “Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim.” (Surah Al-Anbiya: 96)
Yakjuj dan Makjuj dalam Hadits Dari Zainab Binti Jahsh -isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, berkata: “Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian bersabda; “Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) Telah dibukanya penutup Yakjuj dan Makjuj seperti ini!” Beliau melingkarkan jari tangannya. (Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku bertanya; “Ya Rasulullah, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang shalih?” Beliau menjawab; “Ya, Jika banyak kemungkaran.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim)
Jenis dan Asal Usul Yakjuj dan Makjuj
Berdasarkan pendapat yang paling kuat, Yakjuj dan Makjuj merupakan isim ‘Ajam dan Laqab (gelaran). Para ulama sepakat, bahawa Yakjuj dan Makjuj adalah manusia biasa. Hanya saja, para ulama berbeza dalam menentukan siapa nenek moyangnya. Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam ‘alaihis salam dan Hawa atau dari Adam saja. Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh ‘alaihis salam dari keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts bin Nuh.
Menurut Al-Maraghi, Yakjuj dan Makjuj berasal dari satu ayah iaitu Turk. Yakjuj adalah At-Tatar (Tartar) dan Makjuj adalah Al-Maghul (Monggol), namun keterangan ini tidak kuat. Mereka tinggal di Asia bahagian Timur dan menguasai dari Tibet, China sampai Turkistan Barat dan Tamujin. Mereka dikenal sebagai Gengis Khan (bermaksud Raja Dunia) pada abad ke-7 H di Asia Tengah dan menakluki Cina Timur. Ditakluk oleh Quthbuddin Bin Armilan dari Raja Khuwarizmi yang diteruskan oleh anaknya Aqthay. “Batu” anak saudaranya menukar dengan negara Rusia tahun 723 H dan menghancurkan Babilon dan Hungary. Kemudian digantikan Jaluk dan dijajah Rome dengan menggantikan anak saudaranya Manju, diganti saudaranya Kilay yang menakluk Cina.
Saudaranya Hulako menundukan negara Islam dan menjatuhkan Bagdad pada masa pemerintahan Abasia ketika dipimpin Khalifah Al-Mu’tashim Billah pertengahan abad ke-7 H / 656 H.
Yakjuj dan Makjuj adalah kaum yang banyak keturunannya. Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak tepat.
Dalam Surah Al-Kahfi ayat 94, Yakjuj dan Makjuj adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati perkampungan, mereka akan menghancurkan semua yang menghalangi dan merosak atau bila perlu membunuh penduduk.Oleh sebab itulah ketika zulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk.
Siapakah Dzulkarnain?
Menurut versi Barat, zulkarnain adalah Iskandar bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Parsi dan menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir.
Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sukar diterima, kerana hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan Al-Quran menyebutkan; “Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan Kami memberikan kepadanya sebab segala sesuatu.” (Surah Al-Kahfi: 84)
Menurut sejarawan muslim Zulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M.). Kerajaannya disebut At-Tababi’ah. Dijuluki Zulkarnain (Pemilik dua tanduk), kerana kekuasaannya yang sangat luas, dari hujung tanduk matahari di Barat sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih.
Zulqarnain seorang pengembara dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan, atas permintaan penduduk, Zulkarnain membina benteng. Para arkeologi menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai “Babul Hadid” (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog Sepanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalusia ke sana dan bertamu pada Timurleng. “Babul Hadid” adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India.
Benarkah Tembok Cina Adalah Tembok Zulkarnain?
Banyak orang menyangka itulah tembok yang dibuat oleh Zulkarnain dalam surat Al-Kahfi. Dan yang disebut Yakjuj dan Makjuj adalah bangsa Mongol dari Utara yang merosak dan menghancurkan negeri-negeri yang mereka taklukkan. Mari kita selidiki kelanjutan surah Al Kahfi ayat 95-98 tentang itu.
Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak boleh dipanjat.

Ada tiga hal yang berbeda antara Tembok Cina dan Tembok Zulkarnain. Pertama, tembok Cina terbuat dari batu-batu besar yang disusun, bukan dari besi. Kedua, tembok itu dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh raja-raja Dinasti Han, Ming, dan seterusnya, sambung-menyambung. Ketiga, dalam Al-Kahfi: 86, ketika bertemu dengan suatu kaum di Barat, Allah berfirman, “Wahai Zulkarnain, terserah padamu apakah akan engkau siksa kaum itu atau engkau berikan kebaikan pada mereka.” Maksudnya, Zulkarnain mendapat wahyu langsung dari Allah, sedangkan raja-raja Cina itu tidak. Maka jelaslah bahwa tembok Cina bukan yang dimaksud dalam surat Al Kahfi. Jadi di manakan tembok Zulkarnain?
Beberapa Penelitian Tembok Ya’juj
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis bahawa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab al-hadid. Orang Parsi menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah pasukan ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari batang-batang besi yang dicampur dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa.Sama seperti yang tertulis dalam surah Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggeris, mengenali gerbang besi itu.

Letak Perkiraan Tembok Besi Berada
Apa pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di pegunungan yang sangat tinggi dan sangat keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam maupun Rusia, terletak di republik Georgia.
Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tembok penghalang yang dibina Iskandar ZulQarnain untuk memenjarakan Yakjuj-Makjuj terbuka.
Mimpi itu mendorong Khalifah untuk mengetahui perihal tembok itu serta kedudukan yang sebenar. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.

Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj-Ma’juj.
27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Yakjuj dan Makjuj tempoh dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya’juj-Ma’juj berada.
Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Yakjuj & Makjuj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938).
Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Yakjuj-Makjuj itu.
Ya’juj-Ma’juj sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, dan membunuh suku-suku lain. Mereka pembuat onar dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Yakjuj dan Makjuj kepada Iskandar Zul Qarnain, Raja Macedonia. Iskandar kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi.
Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Yakjuj-Makjuj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah, pegunungan Ya’juj-Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia.

No comments: